RiaMiranda Luncurkan PHINISIA: Kolaborasi Internasional Perdana dengan Binary Style

INDONESIAFASHION.COM – Label modest fashion asal Indonesia, RiaMiranda, menandai momen penting dalam perjalanan brand-nya. Untuk pertama kalinya, mereka berkolaborasi dengan studio desain dari Singapura, Binary Style. Koleksi yang dinamai PHINISIA ini diposisikan sebagai jembatan budaya antara Indonesia dan Singapura lewat mode yang penuh makna.

Peluncuran & Lokasi Strategis

Koleksi PHINISIA diluncurkan dalam format pop-up store di DORS Singapore, yang berlokasi di Design Orchard, Orchard Road—jantung industri mode Singapura. Saat meluncurkan koleksi ini, RiaMiranda menyebut ekspansi ke Singapura bukan sekadar langkah komersial, melainkan upaya memperkenalkan identitas budaya lewat fashion.

Inspirasi koleksi ini bermula dari Kampong Gelam, kawasan bersejarah yang memiliki akar sebagai pusat perdagangan antara Nusantara dan dunia. Dari sana lahir gagasan menjalin pertukaran budaya lewat motif dan siluet busana. Nama “PHINISIA” sendiri diambil dari kapal pinisi, simbol maritim masyarakat Bugis yang menyiratkan perjalanan melintasi batas.

Keunikan Desain & Motif

Detail Koleksi: Antara Keanggunan dan Keberanian Visual [Dok/RiaMiranda]

Kolaborasi ini menghasilkan koleksi multi-kategori yang mencakup modest wear sehari-hari hingga busana kontemporer elegan. Beberapa item unggulan yaitu Bugis Shirt yang memakai bahan Marley silk, serta Cluny Outer dan Robertson Outer yang menampilkan motif cetak scarf khas Binary Style.

Siluetnya variatif: dari potongan drapery santai hingga outer dengan detail border dan pleats. Motif-motif seperti anggrek dipilih untuk melambangkan persatuan antara Indonesia dan Singapura. Sementara motif historical trail prints mengambil unsur maritim dan tekstil tradisional—misalnya kapal pinisi, batik mega mendung, dan tenun songket. Semua motif ini dirancang agar bisa “dipakai” sebagai cerita, bukan sekadar hiasan.

Ria Miranda, pendiri dan creative director, menyatakan koleksi ini menggabungkan nilai estetika lembut dengan visual yang bold dari Binary Style. “Harapan kami, PHINISIA bisa menjadi penghubung budaya yang menginspirasi perempuan dan merayakan warisan Asia Tenggara dalam wujud modern,” ungkapnya. Pihak Binary Style, Sari dan Shanty, menambahkan bahwa desain ini adalah perayaan warisan bersama—motif anggrek sampai phinisi menjadi “jembatan antarbudaya.”

Strategi Pasar & Tantangan

Koleksi PHINISIA dijual secara terbatas mulai 20 September 2025 hingga 20 Oktober 2025 di pop-up store Singapura. Selain itu, koleksi juga tersedia melalui platform daring RiaMiranda. Dukungan dari Singapore Tourism Board menandai bahwa kolaborasi ini tidak sekadar oleh-oleh bisnis, melainkan upaya diplomasi budaya lewat fashion.

Meski begitu, tantangan tetap ada. Memasuki pasar internasional berarti menghadapi preferensi mode yang berbeda dan persaingan desain dari brand global. RiaMiranda perlu menjaga konsistensi kualitas bahan, produksi terbatas, dan relevansi motif agar tidak kehilangan identitas. Selain itu, logistik dan pengiriman lintas negara juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan ekspansi ini.

nita mantan steamer