indonesiafashion.com, BANDUNG – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonomi kreatif Indonesia. Dalam sektor fesyen muslimah, sejumlah merek lokal berhasil bertahan sekaligus berkembang di tengah persaingan yang ketat. Salah satu contohnya adalah Zayra Hijab, merek asal Bandung yang menghadirkan busana muslim, abaya, gamis syar’i, hingga mukena dengan desain sederhana, elegan, dan tetap modis.
Didirikan pada 2018, Zayra Hijab lahir dari kebutuhan pasar akan busana syar’i yang modern. “Kami ingin menunjukkan bahwa gamis tidak menakutkan, justru tetap cantik, modis, dan nyaman dipakai sehari-hari,” ujar pendiri Zayra Hijab, Vina Fauziah, saat diwawancarai secara virtual pada Senin (8/9/2025).
Tidak berdiri sendiri, Zayra Hijab melengkapi merek pertama Vina, Rokuroku, yang berdiri sejak 2016 dan fokus pada pakaian olahraga muslimah. Vina menjelaskan, “Pada awalnya kami mencoba meluncurkan gamis di Rokuroku. Responsnya positif. Akhirnya saya memutuskan membuat brand khusus, dan Zayra lahir pada 2018.”
Jika Rokuroku menghadirkan gaya aktif, energik, dan sporty, Zayra memenuhi kebutuhan muslimah dalam kegiatan sehari-hari hingga acara spesial seperti Lebaran. Kedua merek ini saling melengkapi sehingga konsumen mendapatkan pilihan busana yang sesuai kebutuhan.
Mengubah Stigma Gamis
Vina mengungkapkan bahwa salah satu motivasi utama mendirikan Zayra Hijab adalah mengubah stigma masyarakat terhadap gamis. Pada 2018, gamis masih sering dianggap pakaian berat, kuno, dan hanya cocok untuk kalangan tertentu. “Banyak konsumen memberi testimoni setiap tahun. Beberapa mengatakan, ‘Dulu aku tidak mau memakai gamis, takut terlihat tua. Tapi setelah mencoba Zayra, tetap stylish, cantik, dan sopan.’ Itu memperkuat visi awal kami,” kata Vina.
Zayra Hijab tidak sekadar menjual pakaian. Merek ini menawarkan pengalaman baru bagi perempuan muslim: memakai busana syar’i tanpa kehilangan rasa percaya diri. Desain setiap produk memiliki karakter unik, sederhana, elegan, dan selalu ada detail yang membuatnya menarik. Vina menambahkan, “Konsumen kami sering bilang produk Zayra itu ‘menarik’. Meski sederhana, tetap ada sentuhan feminin yang menonjol.”
Selain desain, Zayra Hijab unggul dalam ketersediaan ukuran. Berbeda dari brand lain yang hanya menawarkan dua hingga tiga ukuran, Zayra menyediakan hingga tujuh ukuran. Hal ini membuat konsumen nyaman dan loyal karena selalu menemukan ukuran yang pas.
Kualitas bahan juga menjadi prioritas utama. Vina melakukan pengadaan bahan khusus langsung ke pabrik agar kain dan warna tetap eksklusif. “Kami ingin menjaga orisinalitas, agar produk sulit ditiru dan tetap berbeda dari merek lain,” jelasnya.
Kolaborasi Keluarga dan Strategi Bisnis
Mengelola dua merek sekaligus bukan hal mudah. Vina terbantu karena menjalankan bisnis bersama suaminya. Ia fokus pada pemasaran, penjualan, dan pengembangan tim, sementara suaminya menangani produksi, HR, dan pengembangan sumber daya manusia. “Sejak awal, kami berbagi peran sesuai keahlian. Kini tim kami sudah lengkap, termasuk manajer dan distribusi melalui jaringan besar seperti Indomaret,” ungkap Vina.
Meskipun tim berkembang, jiwa UMKM tetap terasa. Banyak keputusan strategis, terutama terkait desain dan kualitas, masih diawasi langsung oleh Vina. Ia yakin keterlibatan pemilik menjadi kunci menjaga konsistensi merek.
Produk utama Zayra adalah gamis yang dijual mulai Rp200 ribu, dengan hijab dan aksesoris lain di bawah Rp200 ribu. Kualitas produk sering dibandingkan dengan merek premium, namun harga terjangkau membuat Zayra tetap kompetitif tanpa ikut perang harga.
Vina menekankan pentingnya membangun kedekatan dengan pelanggan. Zayra Hijab menghadirkan komunitas bernama “Teman Taat”, ruang bagi konsumen untuk belajar agama sambil menikmati fashion muslimah. “Banyak konsumen bilang berbelanja di Zayra bukan sekadar membeli pakaian, tapi juga mendapatkan ilmu. Itu membuat mereka merasa dekat dengan kami,” ujarnya.
Menembus Pasar Global dan Masa Depan Zayra
Meskipun berstatus UMKM, produk Zayra telah menembus pasar global. Penjualan online memungkinkan produk dikirim ke Malaysia, Singapura, Taiwan, Hong Kong, Iran, Jepang, Turki, Prancis, Suriah, Pakistan, dan Arab Saudi. “Setiap bulan selalu ada pesanan dari luar negeri. Itu bukti produk lokal bisa diterima di pasar global,” kata Vina.
Zayra Hijab juga menyiapkan koleksi Lebaran 2026 jauh sebelum musimnya tiba, sebagai strategi menjaga relevansi dan ketepatan waktu. Vina berharap segera membuka toko offline, meski masih menunggu kondisi ekonomi dan regulasi pemerintah yang stabil. “Bagi UMKM seperti kami, regulasi sangat berpengaruh. Harapannya, situasi lebih stabil agar kami bisa berkembang,” jelasnya.
Bagi Vina, Zayra Hijab bukan hanya bisnis, tetapi sarana berbagi manfaat. Bisnis ini memberikan dampak positif bagi konsumen, karyawan, pemasok, dan semua pihak yang terlibat. Dengan filosofi ini, Zayra Hijab terus menenun kepercayaan diri perempuan muslim melalui pakaian syar’i yang modern, elegan, dan inspiratif.