
indonesiafashion.com – Laura Ashley siap memasuki babak baru setelah diakuisisi oleh Marquee Brands pada Januari lalu. Setelah absen lebih dari lima tahun dari ritel fisik Inggris, merek ikonik ini kembali dengan membuka toko mandiri di Lakeside, Essex, pada 26 September. Momen bersejarah tersebut juga bertepatan dengan perayaan seratus tahun kelahiran pendirinya, yang diabadikan melalui rangkaian acara sepanjang tahun bertajuk “Laura Ashley: 100 Tahun Sebuah Ikon.”
Toko seluas hampir 10.000 kaki persegi ini menghadirkan koleksi lengkap, mulai dari perabot hingga pakaian anak-anak. Kemitraan dengan Next plc menegaskan langkah strategis Laura Ashley menghidupkan kembali kehadiran fisiknya di pasar Inggris. Marquee Brands menegaskan komitmen mempercepat pertumbuhan global Laura Ashley sekaligus memperkuat posisinya sebagai merek warisan internasional.
Toko Baru Menawarkan Pengalaman Imersif bagi Konsumen
Rachael Terrace, Chief Commercial and Growth Officer Marquee Brands, menekankan bahwa pembukaan ini bukan sekadar menghadirkan kembali toko, melainkan memperkenalkan pengalaman belanja yang lebih imersif. “Toko Laura Ashley selalu menjadi destinasi inspiratif. Kini, bersama Next, kami menghidupkan kembali semangat itu dalam format modern,” jelasnya.
Selain menghadirkan koleksi rumah seperti perabot, wallpaper, cat, dan aksesori lembut, toko baru ini juga menyediakan layanan desain interior. Toko tersebut akan rutin menggelar acara peluncuran produk maupun aktivasi merek untuk menjaga kedekatan dengan konsumen. Dari sisi fashion, pengunjung dapat menemukan pakaian wanita, pakaian tidur, serta koleksi anak perempuan yang memancarkan DNA romantis khas Laura Ashley.
Perayaan ulang tahun ke-100 sudah dimulai dengan makan malam eksklusif di The Kensington Hotel, London, serta perilisan koleksi edisi khusus. Salah satunya adalah The Waters Edge, hasil karya Anna Eynon dari Swansea College of Art yang memenangkan Laura Ashley Lifestyle New Designers Award. Desainnya menampilkan flora dan fauna dengan nuansa sensual, terinspirasi dari rawa Inggris, dan akan diproduksi sebagai kain serta wallpaper baru.
Desain Baru Tetap Menghormati Warisan Laura Ashley
Helen Ashmore, Kepala Desain Laura Ashley, menegaskan bahwa merek ini terus berkembang tanpa kehilangan semangat pendirinya. “Kami selalu bertanya, ‘Apa yang akan dilakukan Laura?’ Dia adalah perempuan visioner yang melampaui zamannya,” ungkap Ashmore. Tim desainnya kini bekerja di studio Hammersmith, London Barat, sambil terus menggali arsip untuk menghadirkan koleksi musiman yang relevan.
Arsip merek tetap menjadi sumber inspirasi utama, menghadirkan motif klasik yang diubah warna dan ukurannya agar relevan dengan tren masa kini. Koleksi terbaru menampilkan jaket houndstooth, tartan buatan tangan, gaun malam bermotif bunga mawar, dan kemeja corduroy pinwhale dengan detail broderie anglaise yang elegan. Semua produk dibuat melalui lisensi bersama Next, memastikan distribusi yang kuat di pasar Inggris.
Lebih jauh, Ashmore bangga karena Laura Ashley tetap mendukung desainer muda. Selain memberi panggung bagi pemenang penghargaan tahunan, mereka juga membeli karya perancang independen yang estetikanya sejalan dengan brand. Komitmen ini mengingatkan pada langkah awal Laura Ashley sendiri, yang dulu melibatkan desainer muda Brian Jones untuk membantu mewujudkan visinya.
Marquee Brands Mempercepat Pertumbuhan Global Laura Ashley
Keberhasilan Laura Ashley pada 1970-an hingga 1980-an menunjukkan merek ini menciptakan ekosistem gaya hidup lengkap, dari pakaian hingga parfum. Popularitasnya bahkan meroket ketika Putri Diana dan kelompok Sloane Ranger mengenakan busana bergaya Victoria dengan sentuhan feminin khas Laura Ashley. Kini, Marquee Brands ingin mengembalikan kejayaan itu dengan strategi ekspansi terukur.
Heath Golden, Managing Director Marquee Brands, menyampaikan kepada media bahwa pihaknya siap membawa bisnis ini ke level berikutnya. “Kami melihat banyak peluang saling melengkapi antar-merek dalam portofolio kami. Laura Ashley sudah sangat kuat di Eropa dan Asia, dan kami akan mempercepat pertumbuhan global melalui jaringan mitra yang ada,” jelas Golden.
Marquee Brands, yang juga menaungi Martha Stewart, Ben Sherman, Isotoner, dan Body Glove, memiliki reputasi menggunakan lisensi strategis untuk memperluas jejak merek ikonik. Dengan dukungan Next plc, Laura Ashley kini berada dalam posisi lebih solid untuk kembali bersaing di industri mode dan interior.
Perjalanan panjang Laura Ashley memang tidak selalu mulus, terutama setelah pendirinya wafat pada 1985. Transformasi terbaru membuktikan Laura Ashley mampu bangkit dari kesulitan, termasuk akuisisi oleh Gordon Brothers pada 2020 pasca kebangkrutan. Kini, dengan kepemimpinan Marquee Brands, Laura Ashley siap memasuki era baru yang menjanjikan pertumbuhan sekaligus mempertahankan warisan desain romantisnya.