INDONESIAFASHION.COM – Banyak orang tidak mengetahui bahwa di balik penampilan elegan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, baik saat mengenakan kebaya maupun busana kerja, terselip sentuhan kreatif desainer Didiet Maulana. Selama lebih dari 12 tahun, Didiet telah merancang berbagai pakaian untuk Sri Mulyani, mulai dari acara kenegaraan hingga pernikahan anak-anaknya.
Pertemuan pertama mereka terjadi secara tidak terduga sekitar 12 tahun lalu, saat Sri Mulyani menjabat sebagai Managing Director dan COO World Bank. Didiet hadir untuk mencocokkan pakaian yang dirancang untuk acara APEC 2013. Awalnya, ia mengira pakaian tersebut tidak cocok. Namun, Sri Mulyani menyapanya hangat dan memperkenalkan dirinya sebagai orang yang akan dipercayakan merancang busana pernikahan putrinya. Sejak pertemuan itu, hubungan profesional mereka berkembang, bahkan hingga merancang pakaian untuk pernikahan putra bungsu Sri Mulyani.
Selama acara APEC, seluruh delegasi Menteri Keuangan mengenakan busana karya Didiet, dan Sri Mulyani bangga memperkenalkan desainer tersebut kepada rekan-rekan internasionalnya. Hal ini menegaskan kepercayaan yang diberikan oleh Sri Mulyani terhadap Didiet, sekaligus memperkuat reputasi desainer di tingkat global.
Inspirasi dan Kenyamanan Menjadi Fokus Desain
Dalam merancang busana Sri Mulyani, Didiet selalu memulai dengan diskusi intens. Inspirasi pakaian tidak datang dari tren semata, melainkan menyesuaikan dengan karakter dan kenyamanan Sri Mulyani. “Kalau untuk kebaya, saya berdiskusi dengan Bu Ani mengenai gaya yang disukai. Yang pasti sederhana, nyaman, dan mudah dipakai,” ujar Didiet.
Kebaya Kartini menjadi salah satu favorit Sri Mulyani karena elegan dan tetap sopan. Ia jarang memberikan permintaan khusus selain memastikan kenyamanan. Didiet menekankan bahwa pakaian harus dapat digunakan lebih dari dua hingga tiga jam tanpa mengganggu aktivitas. Bahkan saat menghadiri upacara kenegaraan atau jamuan resmi, Sri Mulyani selalu tampil anggun, elegan, dan praktis.
Selain kebaya, busana kerja Sri Mulyani juga menonjolkan ciri khas praktis dan profesional. Didiet memadukan kain Nusantara, seperti batik lurik, tenun ikat, dan songket, untuk menghadirkan penampilan yang karismatik sekaligus nyaman. Misalnya, pada peringatan Hari Kemerdekaan di DPR, ia tampil anggun dengan songket elegan, mencerminkan keindahan kain tradisional Indonesia sekaligus nilai praktis untuk aktivitas padat.
Tantangan Mendesain untuk Tokoh Publik
Merancang busana untuk tokoh publik sekelas Sri Mulyani bukan tanpa tantangan. Jadwal padat mantan Menteri Keuangan sering mengharuskan Didiet bekerja cepat dan menyesuaikan desain dengan aktivitas harian. “Tantangan utama adalah waktu. Acara sering muncul mendadak, tapi kami selalu berusaha mengirimkan rancangan tepat waktu,” jelas Didiet.
Desainer ini juga memastikan setiap rancangan dapat digunakan sepanjang hari, dari upacara pagi, kegiatan resmi di kementerian, hingga jamuan makan siang di Istana Merdeka. Semua desain menekankan kenyamanan, elegansi, dan kesan karismatik yang tetap mencerminkan karakter Sri Mulyani.
Hubungan Profesional yang Berubah Menjadi Kepercayaan
Selama 12 tahun bekerja bersama, hubungan Didiet dengan Sri Mulyani berkembang lebih dari sekadar desainer dan klien. Sri Mulyani memberi ruang penuh bagi kreativitas Didiet tanpa intervensi yang berlebihan. Hal ini memacu semangat desainer untuk menghadirkan karya terbaik.
“Bu Ani pernah berkata, ‘Saya suka desain Anda, sederhana dan elegan.’ Itu menjadi motivasi besar bagi saya,” ungkap Didiet. Kepercayaan ini menjadikan karya Didiet tidak hanya muncul di panggung mode, tetapi juga mewarnai jejak langkah tokoh penting Indonesia.
Dengan kombinasi kreativitas, keahlian, dan pemahaman karakter klien, Didiet Maulana berhasil menghadirkan busana yang elegan, praktis, dan mencerminkan identitas Sri Mulyani. Kisah ini menunjukkan bagaimana hubungan profesional yang kuat dapat membentuk gaya dan citra publik tokoh nasional.