Thrifting itu Asyik, Tapi Hati-hati Kebablasan — Ini 5 Cara Agar Belanja Tak Jadi Boros

INDONESIAFASHION.COM – Thrifting kini jadi tren gaya hidup — murah, unik, dan ramah lingkungan. Namun seringkali euforia “nemu barang langka” memicu belanja berlebihan. Belanja impulsif itu justru bisa jadi overconsumption terselubung. Banyak orang akhirnya membeli barang bekas yang tak pernah dipakai, malah memperparah limbah fashion.

Untuk menjaga agar thrifting tetap asyik dan bijak, berikut lima cara praktis agar belanja tidak jadi kebiasaan boros.

1. Pertanyakan Kebutuhan Sebelum Membeli

Sebelum memilih barang, berhenti sejenak dan tanyakan pada diri sendiri: “Saya benar-benar butuh ini atau hanya tergoda karena murah dan unik?” Jika kamu bisa membayangkan memakai barang itu berkali-kali di berbagai kesempatan, berarti layak dibeli. Jika hanya karena FOMO dan godaan diskon, lebih aman melewatkannya.

2. Miliki Daftar Keinginan dan Gaya Pribadi

Supaya tidak terjebak membeli barang random, buatlah wishlist atau tujuan gaya pribadi. Misalnya kamu mencari celana high-waist atau outer netral. Ketika melihat item lain yang tak sesuai daftar, lebih mudah menolak impuls membeli. Strategi ini juga membantu mengembangkan gaya personal yang konsisten, tak sekadar mengikuti tren musiman.

3. Batasi Budget & Waktu Thrifting

Thrifting—apapun platformnya—selalu menawarkan godaan tambahan. Untuk mengontrol diri, tetapkan batas budget per sesi dan batas waktu eksplorasi. Contoh: maksimal Rp 150.000 per sesi atau 1,5 jam menjelajah toko thrift. Dengan cara ini, kamu lebih selektif dan tidak membeli barang hanya karena godaan eksternal.

4. Jangan Terkecoh Harga Murah — Cek Kualitas & Fungsi

Harga murah boleh saja, tetapi jangan abaikan kondisi barang. Periksa sobekan, noda, ritsleting, jahitan, atau bagian yang rentan rusak. Jika kerusakan bisa diperbaiki dan kamu siap memperbaikinya — lanjutkanlah. Tapi jika kamu tahu barang itu tidak akan dipakai, sebaiknya lepaskan niat membeli. Pikirkan juga apakah barang itu bisa dikombinasikan dengan koleksi lemarimu.

5. Pahami Esensi Sebenarnya dari Sustainability

Banyak orang keliru: membeli barang bekas dianggap otomatis sustainable. Padahal belanja berlebihan, meskipun barang secondhand, tetap berdampak buruk. Konsumsi yang bijak bukan soal membeli sebanyak-banyaknya, tetapi tahu kapan harus berhenti dan merawat barang yang sudah kita miliki.

Sustainable sejati muncul dari sikap, bukan sekadar label “ramah lingkungan”. Daripada memiliki 20 baju thrift yang cuma dipakai sekali, lebih baik punya 5 barang yang kamu rawat dan pakai dalam jangka panjang.

Dengan menerapkan lima strategi ini, aktivitas thrifting bisa tetap menyenangkan, modis, dan hemat. Jadilah smart thrifter: tetap gaya, tetap sadar, dan tetap bertanggung jawab pada lingkungan.

nita mantan steamer