indonesiafashion.com – Chopard mengangkat kembali koleksi ikonik mereka, Ice Cube, dengan versi baru bertajuk Haute Joaillerie – Sculpted by Light. Koleksi ini pertama kali dikenalkan di ajang New York Fashion Week, menegaskan bahwa perhiasan bisa melampaui sekadar aksesori. Persembahan ini menyiratkan gaya hidup, pemberdayaan diri, dan keberlanjutan dalam rancangan mutakhir.
Desain awal Ice Cube muncul tahun 1999. Inspirasi datang dari bentuk es batu yang memiliki garis tegas, permukaan reflektif, dan karakter murni. Caroline Scheufele, Co-President & Artistic Director Chopard, melihat bahwa bentuk sederhana seperti kubus bisa menyiratkan kekuatan sekaligus kesederhanaan. Seiring waktu, koleksi ini berkembang menjadi ciri khas brand yang mudah dikenali sekaligus mampu tampil artistik. Dalam versi Sculpted by Light, fokusnya tidak hanya pada struktur tetapi juga dinamika: volume, sinar cahaya, dan siluet yang bisa bergerak serta bereaksi terhadap pencahayaan.
Urban, Modular, dan Pemberdayaan Diri
Koleksi ini memamerkan elemen urban sebagai pusat inspirasi. Gelang, pin gender-fluid, dan anting dengan aksen Art Deco menggambarkan estetika kota besar: berani, modern, dan penuh detail arsitektural. Desain modular pada kalung menjadi sorotan utama: rangkaian sembilan baris kubus artikulatif memungkinkan pemakainya menyesuaikan bentuk sesuai suasana. Sebagian kubus memiliki lapisan polos, sebagian keseluruhan permukaannya dipasangi berlian. Semua elemen ini memantulkan cahaya secara berbeda, membentuk efek visual berlapis yang menyerupai mosaik cahaya.
Rancangan seperti ini menyiratkan empowerment. Chopard ingin setiap orang, terutama perempuan, bisa tampil elegan tanpa kehilangan jati diri. Koleksi ini memberikan pilihan gaya yang fleksibel, memungkinkan pemakainya berekspresi. Ketika variant standar terlalu kaku, modul-modul bisa dilepas atau disusun ulang. Ini memberi ruang individualitas dan kebebasan berkreasi dalam memilih bagaimana perhiasan itu dipakai.
Keberlanjutan dan Etika sebagai Dasar Kemewahan
Chopard tidak hanya menonjolkan aspek visual. Koleksi Ice Cube kali ini menegaskan prinsip estetika yang bertanggung jawab. Semua perhiasan dalam koleksi memakai emas etis 18 karat. Brand ini sudah menerapkan praktik produksi yang beretika sejak 2018, menjadikan penggunaan material berkelanjutan sebagai standar operasional. Dengan komitmen ini, karya mereka bukan hanya berkilau secara materi tetapi juga bermakna dari sisi nilai moral dan lingkungan.
Pendekatan ini menyasar konsumen modern yang menuntut lebih dari sekadar tampilan luar. Mereka menginginkan transparansi dalam asal bahan dan proses pembuatan. Chopard menjawab keinginan itu dengan menjadikan Ice Cube sebagai contoh nyata conscious luxury, memadukan kemewahan, keindahan, dan etika.
Kampanye, Lokasi, dan Wajah Koleksi
Peluncuran koleksi Sculpted by Light berlangsung di lantai 55 One Vanderbilt, New York, dengan panorama gedung pencakar langit sebagai latar belakang. Pilihan lokasi tidak kebetulan: arsitektur kota dan refleksi cahaya di sekitarnya mencerminkan tema koleksi—modern, tajam, dan urban. Beberapa tamu penting hadir dalam acara ini, termasuk figur publik dari dunia hiburan dan mode. Mereka memakai perhiasan Ice Cube sebagai bagian dari busana mereka, menegaskan bahwa koleksi ini cocok untuk tampilan sehari-hari maupun momen glamor.
Bella Hadid ikut berperan sebagai wajah kampanye. Ia tampil menyatu dengan lanskap kota dalam visual yang menegaskan refleksi dan cahaya sebagai unsur penting. Ia menyebut bahwa craftsmanship serta komitmen terhadap keberlanjutan adalah aspek yang membuat perhiasan ini terasa lebih dari sekadar aksesori. Bagi Bella dan pemakainya, Ice Cube menjadi cara mengekspresikan kepercayaan diri dan kekuatan diri melalui gaya yang berani.
Gaya yang Membuka Ruang Ekspresi dan Keaslian
Melalui varian desain yang modular dan penggunaan material etis, Chopard Ice Cube melahirkan estetika yang memberi ruang bagi individu untuk tampil otentik. Koleksi ini menolak keharusan mengikuti aturan baku dalam mode. Ia mengajak pemakainya memilih sendiri kombinasi, bentuk, dan situasi penggunaan. Paduan elemen tradisional dengan inovasi visual menciptakan karya yang terasa segar di era sekarang.
Desain kubus yang geometris dan reflektif tidak hanya menarik mata tetapi juga menciptakan narasi estetis forte: bahwa kesederhanaan geometris bisa jadi bahasa gaya yang kuat. Pemberdayaan itu bukan hanya soal tampilan kuat tetapi juga tentang bagaimana seseorang merasa kuat mengenakannya.