indonesiafashion.com – Malam Batik lahir di Yogyakarta pada 2006 dari tangan Theresa Naumi. Ia melihat batik bukan sekadar kain bermotif, melainkan warisan budaya yang harus dilestarikan. Theresa menegaskan bahwa setiap helai batik harus melalui proses orisinal dan mempertahankan nilai estetika dan makna.
Brand ini berlandaskan dedikasi: menjaga pakem motif, metode tradisional, dan keberlanjutan bahan. Ia berharap batik tak lagi dipandang hanya pakaian ritual, melainkan bagian dari gaya hidup elegan masa kini.
Proses Kerja Batik di Malam Batik
Proses pembuatan batik di Malam Batik mengikuti tahapan klasik: menggambar pola di kain atau kertas, penutupan bagian tertentu dengan malam (lilin) menggunakan canting atau cap, pewarnaan celup dan colet, lalu peluruhan malam atau lorod. Terkadang tahapan itu diulang untuk motif kompleks dan kombinasi warna intens.
Malam Batik menggunakan pigmen pewarna alami yang aman untuk kulit dan ramah lingkungan. Pilihan ini mencerminkan komitmen brand terhadap keseimbangan alam serta kesehatan pemakai.
Kreasi Koleksi & Inovasi Berkelanjutan
Salah satu karya menarik adalah Long Dress motif keris dari koleksi Malam Batik. Dress ini memadukan motif keris di bagian depan sebagai simbol keberanian dengan pola geometris krem-cokelat di lengan dan tudung. Detail tali berumbai dan aksesori etnik di leher menambah nuansa tradisi yang elegan.
Selain busana standar, Malam Batik juga memanfaatkan kain perca sisa jahitan menjadi aksesori seperti selop dan kalung. Brand membuka layanan workshop, konsultasi batik, dan pembuatan batik seragam untuk memperluas jangkauan kreativitas publik.
Visi Budaya & Pelestarian Craft Tradisional
Theresa memegang visi bahwa batik harus hidup bersama masyarakat—bukan hanya sebagai simbol masa lalu. Ia mendorong agar batik dijembatani ke dalam tren modern dengan tetap menjaga esensi budayanya.
Malam Batik menciptakan ruang berkarya bagi siapa saja yang ingin belajar membatik dan mencintai warisan budaya. Dengan strategi ini, batik tidak melulu soal fesyen, melainkan media komunikasi budaya yang bisa bersinergi dengan gaya hidup kontemporer.