indonesiafashion.com – Pada tahun 1920-an, istilah Flapper muncul sebagai simbol pembebasan wanita muda. Mereka mengenakan gaun longgar, potongan bob, dan aksesori mencolok. Gaya Art Deco ikut merambah industri mode lewat pola geometris dan warna metalik.
Memasuki 1950-an, istilah New Look melekat pada siluet feminin dengan rok lebar dan pinggang ramping. Sedangkan Rockabilly merepresentasikan gaya remaja dengan jins ketat dan jaket kulit.
Di era 1960-an, gaya Mod dan Hippie mendominasi pakaian urban — rok mini, pakaian longgar, motif bunga, dan bahan alam.
1980-an menampilkan Power Dressing bagi wanita karier, dengan bahu lebar, blazer tajam. Sementara Punk muncul sebagai ekspresi perlawanan lewat jaket kulit dan aksesoris tajam.
Saat 1990-an, istilah Grunge populer lewat kemeja flanel dan gaya sederhana. Seraya itu Minimalis berkembang dengan potongan bersih dan palet lembut. Di dekade 2000-an, tren Y2K melejit — palet metalik, aksen futuristik. Streetwear juga merajai mode urban melalui hoodie, sneakers, oversized tees.
Sejak 2010-an, istilah seperti Normcore, Vintage Revival, dan Quiet Luxury muncul. Normcore memilih pakaian polos dan kasual sebagai reaksi terhadap ekses mode. Vintage Revival menyajikan estetika klasik yang kembali ekspresif. Quiet Luxury menekankan bahan premium dan detail elegan tanpa logo mencolok.
Tabel Tren Mode dari Masa ke Masa
Dekade / Era | Istilah Tren Utama | Karakteristik Utama |
---|---|---|
1920-an | Flapper, Art Deco | Gaun longgar, bob, pola geometris |
1950-an | New Look, Rockabilly | Rok lebar, pinggang ramping, jins & jaket kulit |
1960-an | Mod, Hippie | Rok mini, motif bunga, pakaian longgar |
1980-an | Power Dressing, Punk | Bahu lebar, blazer, jaket kulit & aksesoris tajam |
1990-an | Grunge, Minimalis | Kemeja flanel, gaya cuek, palet netral |
2000-an | Y2K, Streetwear | Aksen futuristik, hoodie, sneakers, oversized |
2010-an ke atas | Normcore, Vintage Revival, Quiet Luxury | Pakaian polos, estetika klasik, bahan premium |
Tabel ini memperlihatkan bagaimana istilah mode berubah dan bergeser sesuai konteks sosial dan budaya zaman. Setiap istilah membuka jendela memahami karakteristik khas era tersebut.
Istilah yang Terus Terjaga
Beberapa istilah tetap relevan meski awalnya muncul puluhan tahun lalu. Vintage kerap digunakan saat ini untuk gaya klasik masa lalu. Retro juga tetap muncul dalam koleksi inspiratif. Bahkan Streetwear, yang awalnya subkultur, sekarang menjadi arus utama dalam dunia mode kontemporer.
Gaya seperti Quiet Luxury mengekspresikan kemewahan halus lewat kain berkualitas dan desain minim logo. Tren ini seolah menolak keberpameran merek, berfokus pada detail dan craftsmanship.
Tren mode dari era ke era menunjukkan bahwa sebagian gaya muncul, hilang, lalu kembali dengan interpretasi baru. Istilah-istilah ini tidak hanya berupa label, melainkan cerminan budaya, sikap, dan ekspresi diri. Mode senantiasa berubah, tetapi intinya selalu sama: pakaian menjadi media menyampaikan identitas dan zaman.