Rajutan dan Bordir Kini Menjadi Gaya Unggulan Gen Z: Dari Warisan hingga Tren Modern

indonesiafashion.com – Rajutan dan bordir dahulu identik dengan taplak meja dan pakaian nenek. Kini, tekstur ini muncul di runway dan gaya jalanan Gen Z. Mode seperti lace dan crochet hadir dalam koleksi kontemporer dan mendapat sorotan tinggi. Tren ini muncul sebagai respons terhadap gaya “quiet luxury” yang terlalu minimalis. Generasi muda mencari ekspresi lewat detail yang romantis dan bermakna.

Banyak rumah mode menghadirkan gamis bordir, crop top rajut, dan atasan lace modern. Pattern bunga tiga dimensi, jahitan tangan, dan motif halus muncul di lini busana muda. Desainer seperti Magda Butrym memadukan teknik klasik dengan siluet modern, membawa nuansa vintage ke ranah fashion kekinian.

Kebangkitan DIY dan Nilai Personal

Sejak pandemi, banyak orang mencoba kerajinan tangan sebagai hobi. Merajut dan bordir menjadi proyek yang digemari. Meski pandemi telah usai, minat tersebut tidak hilang. Komunitas DIY mendorong keaslian dan keberanian untuk eksplorasi desain.

Produk rajutan tangan maupun bordir buatan tangan dianggap lebih bernilai. Konsumen merasa pakaian tersebut membawa cerita dan makna personal, berbeda dari barang produksi massal. Tren ini juga bersinggungan dengan gerakan slow fashion. Proses yang panjang dan detail menjadikan produk lebih tahan lama dan tak hanya menjadi tren sesaat.

Peran Influencer dan Mode Global

Influencer di TikTok dan Instagram memainkan peran besar dalam penyebaran tren rajutan dan bordir. Tagar populer seperti #crochettok memunculkan ide styling kreatif. Mereka memadukan rajut dan bordir dengan denim, kulit, dan gaya streetwear agar relevan dan segar.

Selain itu, label internasional seperti Zara, H&M, dan rumah mode Eropa turut memasukkan lace dan crochet ke koleksi mereka. Ini memicu adopsi lebih luas di pasar Indonesia. Di sisi lain, merek lokal mulai mengadaptasi detail bordir tradisional dan teknik rajut lokal untuk menciptakan gaya yang khas dan marketable.

Pesan Keberlanjutan dalam Tren Tekstur

Rajutan dan bordir, terutama yang dikerjakan tangan, mendukung prinsip keberlanjutan. Karena memerlukan proses lama dan kreativitas tinggi, produk seperti ini cenderung tak cepat usang. Di era di mana limbah fashion menjadi isu besar, tren ini menghadirkan solusi dengan memperpanjang siklus hidup pakaian.

Lebih jauh, tren ini menegaskan bahwa detail tekstur bisa menghadirkan kedalaman visual pada busana sederhana. Motif halus, tekstur berlubang, dan kombinasi jahitan menciptakan dimensi yang tidak bisa dibuat hanya lewat cetakan atau kain polos. Gaya ini menegaskan bahwa fashion bukan hanya soal tampilan, tetapi ekspresi, warisan, dan keunikan seseorang.

nita mantan steamer