indonesiafashion.com – Mencuci pakaian dengan baik biasanya membuat pakaian tetap stabil dan tidak menyusut. Namun, dalam beberapa situasi, menyusutkan pakaian justru menjadi solusi. Misalnya, kamu membeli jeans diskon dengan ukuran terlalu besar atau memiliki kemeja longgar setelah berat badan turun. Daripada membuang atau menjahit ulang, kamu bisa memanfaatkan proses mencuci dan mengeringkan untuk mengubah ukuran pakaian.
Tetapi, sebelum melakukannya, kamu perlu memahami teknik yang benar agar tidak merusak pakaian. Dua ahli pencucian terkemuka—Melissa Dilkes Pateras dari LaundryTok dan Mary Gagliardi, ilmuwan kebersihan Clorox yang dijuluki “Dr. Laundry”—membagikan tips praktis. Mereka menjelaskan faktor yang memengaruhi penyusutan dan metode yang sesuai untuk berbagai jenis kain.
Faktor yang Menentukan Pakaian Bisa Menyusut
Menyusutkan pakaian tidak sekadar mencuci dengan air panas lalu mengeringkan. Beberapa faktor memengaruhi keberhasilan proses, mulai dari jenis serat hingga kualitas produk.
Jenis serat kain menjadi penentu utama. Kapas dan wol mudah menyerap air sehingga lebih cepat menyusut. Sebaliknya, poliester atau spandex bersifat hidrofobik sehingga lebih tahan terhadap panas dan kelembapan. Itulah sebabnya pakaian berbahan sintetis jarang menyusut drastis, meskipun dicuci dengan suhu tinggi.
Tegangan benang saat produksi juga berperan penting. Benang yang ditarik kencang selama pembuatan kain akan rileks saat terkena air. Proses ini dikenal sebagai “penyusutan akibat relaksasi”. Pada umumnya, penyusutan jenis ini terlihat pada pencucian pertama. Jika kain sudah diberi finishing khusus, risiko menyusut akan jauh berkurang.
Selain itu, kualitas pakaian ikut menentukan. Produk premium biasanya dilengkapi lapisan pelindung yang menjaga ukuran tetap stabil meskipun sering dicuci. Sebaliknya, pakaian murah cenderung lebih mudah menyusut, memudar, bahkan muncul gumpalan kecil setelah beberapa kali melalui siklus panas tinggi.
Cara Mengkerutkan Pakaian Berdasarkan Jenis Kain
Setiap jenis kain memerlukan perlakuan berbeda. Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa mengkerutkan pakaian tanpa membuatnya rusak.
Katun dan Denim
Kapas dan denim termasuk bahan yang paling mudah menyusut. Caranya sederhana:
-
Cuci dengan siklus air panas di mesin cuci.
-
Keringkan dengan panas tinggi selama 60 menit, sambil memeriksa setiap lima menit.
-
Hentikan saat ukuran sudah sesuai, lalu jemur hingga benar-benar kering.
-
Gunakan siklus panas rendah untuk pencucian berikutnya agar ukuran tetap stabil.
Wol dan Cashmere
Wol rentan rusak jika salah perlakuan. Untuk menyusutkan wol:
-
Masukkan pakaian ke kantong laundry halus.
-
Cuci dengan air hangat dan siklus lembut.
-
Keringkan dengan panas rendah maksimal 30 menit, sambil rutin memantau.
-
Setelah mencapai ukuran tepat, jemur dengan udara agar tidak menyusut lagi.
Cashmere lebih rapuh dibanding wol biasa. Jika harus disusutkan:
-
Rendam dengan air hangat selama 15 menit.
-
Tekan perlahan dengan handuk kering untuk menyerap sisa air.
-
Masukkan ke pengering bersuhu rendah, lalu hentikan saat ukuran sudah pas.
Poliester
Meskipun sulit, poliester tetap bisa disusutkan. Ikuti langkah berikut:
-
Balik pakaian agar warna tidak cepat pudar.
-
Cuci dengan air panas.
-
Keringkan pada suhu tinggi selama 30 menit, periksa setiap lima menit.
-
Ulangi proses bila ukuran belum sesuai.
Sutra
Sutra termasuk kain yang paling rapuh. Proses mencuci mesin dan pengering suhu tinggi bisa merusak seratnya. Jika terpaksa:
-
Rendam dalam air hangat selama lima menit.
-
Gulung dengan handuk untuk mengeluarkan sisa air.
-
Jemur di ruang berventilasi.
-
Bila ingin lebih kecil, lakukan sekali saja pengeringan suhu tinggi.
Hal yang Perlu Diwaspadai Saat Menyusutkan Pakaian
Menyusutkan pakaian memang praktis, tetapi ada risiko yang perlu kamu sadari.
Pertama, tingkat penyusutan terbatas. Biasanya pakaian hanya mengecil sekitar 3% hingga 4%, setara dengan kurang dari satu ukuran penuh. Pada jeans, misalnya, panjang kaki bisa berkurang 1 inci, tetapi lebar jarang berubah. Jadi, jangan berharap celana besar tiba-tiba menjadi slim fit.
Kedua, tidak semua bahan aman disusutkan. Sutra dan cashmere sebaiknya diubah ukurannya oleh penjahit karena terlalu rapuh. Wol pun bisa berubah tekstur menjadi kaku akibat fenomena “pembenangan”, yakni ketika sisik serat mengunci satu sama lain. Begitu proses ini terjadi, kain tidak bisa kembali seperti semula.
Ketiga, penyusutan berlebihan menimbulkan masalah baru. Sweater bisa berubah menjadi terlalu kecil atau kehilangan elastisitas. Pakaian murah mungkin akan tampak kusam atau muncul gumpalan serat setelah dikeringkan berulang kali dengan panas tinggi.
Jika hasil akhirnya terlalu kecil, kamu masih bisa mencoba mengembalikan ukuran. Salah satu caranya dengan merendam pakaian di air hangat, lalu meregangkannya perlahan menggunakan tangan sebelum dijemur. Teknik ini tidak selalu berhasil, tetapi bisa mengurangi kerugian.
Menyusutkan Pakaian Perlu Strategi dan Kehati-hatian
Mengkerutkan pakaian bisa menjadi solusi cerdas untuk menyesuaikan ukuran tanpa harus membeli baru. Namun, proses ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Jenis kain, kualitas produk, dan metode pencucian sangat menentukan hasil akhirnya.
Kapas dan denim lebih mudah disusutkan, sedangkan wol dan cashmere memerlukan teknik ekstra hati-hati. Poliester dan sutra bisa saja menyusut, tetapi risikonya lebih besar daripada hasilnya. Karena itu, penting untuk selalu mempertimbangkan alternatif, seperti menjahit ulang di penjahit profesional.
Pada akhirnya, menyusutkan pakaian memang memungkinkan, tetapi harus dilakukan dengan strategi yang tepat. Jika kamu memahami faktor penentu, memilih metode yang sesuai, dan memperhatikan perawatan setelahnya, kamu bisa mendapatkan pakaian dengan ukuran pas tanpa merusak kualitas aslinya.