Pekan Mode Mengajarkan Cara Berpakaian untuk Kehidupan Nyata

indonesiafashion.comPekan Mode hadir dua kali setahun layaknya sebuah liburan glamor yang selalu ditunggu. Saat kamera berkilatan, sepatu hak tinggi mendominasi, dan trotoar kota mode dunia—New York, Paris, Milan, hingga London—berubah menjadi panggung gaya penuh energi. Pemandangan ini memang tampak kacau, tetapi di balik keramaiannya tersimpan salah satu momen paling berpengaruh dalam industri fashion.

Bagi banyak orang yang hanya menonton dari rumah, dunia ini terasa tidak terjangkau. Pertanyaannya, apa hubungannya gaun bulu yang melenggang di runway dengan gaya sehari-hari kita? Mengapa Pekan Mode tetap penting meskipun kita tidak duduk di barisan depan? Jawabannya sederhana: Pekan Mode adalah laboratorium ide. Desainer menentukan arah tren, pembeli memutuskan stok toko, dan editor memilih tampilan untuk halaman majalah. Dalam waktu singkat, semua inspirasi itu berakhir di rak Zara, H&M, hingga butik lokal.

Namun, bagi yang mampu membaca detail, Pekan Mode lebih dari sekadar tontonan. Ia berfungsi sebagai GPS gaya pribadi—panduan yang membantu setiap orang menata penampilan lebih percaya diri. Dari pilihan warna hingga cara mengulang pakai koleksi lama, semua pelajaran bisa diterapkan langsung ke lemari pakaian kita.

Gaya Dimulai dengan Niat yang Jelas

Setiap tampilan di Pekan Mode tidak pernah muncul secara kebetulan. Blazer oversize, sepatu hak gravitasi-defying, hingga outfit yang tampak “santai” sebenarnya dipilih dengan penuh perhitungan. Prinsip yang sama bisa kita terapkan di rumah. Gaya dengan niat bukan tentang seberapa formal pakaian kita, melainkan bagaimana pakaian mencerminkan perasaan yang ingin ditonjolkan hari itu.

Misalnya, jika ingin merasa kuat, celana tailored bisa menjadi pilihan. Bila mengutamakan kenyamanan, set rajutan lembut patut dipakai. Dan jika ingin meninggalkan kesan menawan, tambahkan mantel elegan atau anting tegas. Pertanyaan sederhana seperti, “Bagaimana saya ingin tampil besok?” membantu kita menata pakaian malam sebelumnya dengan lebih sadar.

Gaya yang dipilih dengan sengaja mengubah proses berpakaian menjadi bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. Sama seperti di runway, setiap keputusan berpakaian memberi sinyal kuat tentang siapa kita dan bagaimana kita ingin dihargai.

Kepercayaan Diri Selalu Jadi Aksesori Utama

Runway selalu menjadi panggung untuk pilihan berani: gaun tulle raksasa, pakaian serba chartreuse, hingga sepatu berbulu yang nyentrik. Namun, bukan busananya yang mencuri perhatian, melainkan kepercayaan diri para model dan tamu yang mengenakannya. Pesan ini sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Kita tidak perlu undangan ke show Chanel untuk merasakan energi itu. Saat memilih antara sneakers atau boots pada pagi hari, keputusan sederhana bisa berubah menjadi pernyataan besar: “Saya benar-benar bermaksud memakai ini.” Sikap tersebut menciptakan aura percaya diri yang lebih kuat daripada label pakaian itu sendiri.

Cobalah mengenakan sesuatu yang terasa “terlalu banyak” tanpa ragu—mungkin anting besar atau jaket berwarna cerah. Lalu kenakan dengan keyakinan penuh. Kejutan akan muncul ketika orang mulai memberi pujian, bukan sekadar pada busana, tetapi pada energi yang dipancarkan. Kepercayaan diri terbukti membuat pakaian sederhana tampak luar biasa.

Tren Menjadi Alat, Bukan Aturan

Kontras selalu menjadi inti dari gaya Fashion Week. Gaun sutra dipadukan dengan sneakers, celana cargo bertemu sepatu hak tinggi, atau sweater rajut klasik disandingkan dengan rok mini. Perpaduan tak terduga inilah yang membuat tampilan modern dan segar. Kita bisa menirunya dengan cara sederhana: pilih satu potongan berkelas lalu pasangkan dengan item santai.

Selain itu, stylist dunia juga menunjukkan pentingnya konsistensi gaya pribadi. Beberapa editor hanya memakai warna hitam, ada yang selalu menggunakan lipstik merah, sementara yang lain menumpuk denim vintage. Identitas semacam ini jauh lebih kuat dibanding sekadar mengejar tren musiman. Untuk menerapkannya, cukup pilih tiga kata yang mendeskripsikan gaya pribadi, lalu jadikan pedoman setiap kali berbelanja atau berdandan.

Memang, tren runway sering terasa berlebihan. Namun, banyak elemen yang bisa diadaptasi secara realistis. Misalnya, dominasi warna cokelat tua, seni layering, dan denim rapi dari koleksi terbaru sebenarnya mudah dibawa ke gaya sehari-hari. Dengan sudut pandang yang tepat, tren bukanlah aturan kaku, melainkan alat yang membantu memperkaya lemari pakaian.

Fashion Week Adalah Peta Gaya Pribadi

Pekan Mode sering terlihat seperti dunia glamor yang hanya diperuntukkan bagi kalangan elit. Namun, jika kita melihat lebih dekat, setiap koleksi di runway menawarkan pelajaran praktis tentang berpakaian di kehidupan nyata. Mulai dari niat yang jelas saat memilih pakaian, keberanian menampilkan kepercayaan diri, hingga kemampuan menafsirkan tren menjadi gaya personal—semuanya dapat diterapkan tanpa perlu kursi baris depan.

Dengan sedikit kreativitas, rasa ingin tahu, dan keberanian untuk menampilkan diri, kita bisa membawa energi Fashion Week ke rutinitas harian. Karena pada akhirnya, gaya hebat bukan tentang label desainer, melainkan tentang bagaimana kita memilih untuk hadir setiap hari.

nita mantan steamer