
indonesiafashion.com – Pada awal tahun 2000-an, tren belanja online mulai meroket, dan Diana Harbour memanfaatkan momentum ini dengan cerdas. Bersama suaminya, Josh Harbour, ia mendirikan toko fisik bernama The Red Dress Boutique di Athens, Georgia, sebelum meluncurkan situs e-commerce Red Dress pada 2009. Yang membuat Red Dress berbeda dari toko online lain adalah pendekatan personalisasi yang dilakukan Diana. Ia menyusun setiap pembelian pelanggan menjadi satu set lengkap, sehingga konsumen dapat membeli satu item atau keseluruhan outfit yang telah dikurasi. Pendekatan ini menonjolkan perhatian terhadap detail dan memberikan pengalaman belanja yang unik.
Seiring berkembangnya situs, Red Dress berhasil meraih kesuksesan finansial. Hanya dalam empat tahun, penjualan online menghasilkan lebih dari 7 juta dolar. Namun, pertumbuhan pesat menuntut sistem backend yang lebih kuat untuk menangani lonjakan pengunjung. Untuk itu, Diana dan Josh memutuskan tampil di Shark Tank pada musim keenam tahun 2014, dan kesempatan tersebut membuka jalan untuk investasi strategis.
Pitch Red Dress Memukau Investor Shark Tank

Diana dan Josh mengajukan penawaran sebesar 600.000 dolar untuk 5% saham perusahaan mereka. Meskipun awalnya para investor terkejut dengan angka tersebut, mereka mulai memperhatikan saat Josh menyebutkan bahwa Red Dress menghasilkan 8 juta dolar pada tahun sebelumnya. Diana menambahkan bahwa mereka berada di jalur untuk mencapai 12–15 juta dolar pada tahun itu.
Kevin O’Leary menilai pertumbuhan perusahaan terlalu besar untuk ditangani, sehingga ia menolak. Lori Greiner dan Daymond John juga keluar dari negosiasi. Sebaliknya, Robert Herjavec tertarik karena pengalaman bisnisnya berfokus pada analitik dan data, menawarkan 600.000 dolar untuk 15% saham. Mark Cuban kemudian melompat dengan tawaran 1,2 juta dolar untuk 20%. Akhirnya, Diana dan Josh mencapai kesepakatan bersama, di mana Cuban dan Herjavec masing-masing memperoleh 10% saham. Kesepakatan ini membawa modal sekaligus mentor yang berpengalaman untuk mengembangkan bisnis mereka lebih lanjut.
Red Dress Memperluas Operasi dan Menghadapi Tantangan

Setelah Shark Tank, Diana dan Josh fokus memperbarui sistem mereka agar dapat menangani volume transaksi yang lebih tinggi. Personalisasi memerlukan waktu dan biaya, dan sistem baru membantu mereka memproses pesanan lebih efisien. Mark Cuban dan Robert Herjavec memberikan panduan strategis yang sangat berharga, termasuk cara mengelola pertumbuhan dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
Meski begitu, pertumbuhan pesat juga menimbulkan tantangan. Enam hari setelah episode Shark Tank tayang, situs mengalami crash selama 17 jam akibat lonjakan pengunjung, yang sempat mengganggu momentum penjualan. Dengan bimbingan Cuban, mereka berhasil memulihkan sistem, dan pada akhir 2014, Red Dress mencatat penjualan lebih dari 14 juta dolar. Sejak saat itu, perusahaan terus menambah karyawan, mencapai lebih dari 30 staf, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Ekspansi, Inovasi, dan Kesuksesan Berkelanjutan

Pada 2016, Diana membuka toko kontemporer baru bernama Fringe with Benefits di Athens, Georgia, untuk mengekspresikan sisi kreatifnya di luar Red Dress. Ia juga meluncurkan aplikasi ponsel dan memperbarui situs web Red Dress pada 2017, menambahkan label sendiri untuk memperluas inventaris. Diana menekankan filosofi bisnisnya: kerja keras memungkinkan seseorang mendapatkan kebebasan sekaligus keamanan.
Hingga 2023, Red Dress telah bermitra dengan butik Florida, Cabana by The Seaside Style, untuk memperkenalkan Cotton and Linen Rainbow Collection, menampilkan warna-warna cerah yang sesuai tren musim panas. Saat ini, Red Dress memiliki lebih dari 730.000 pengikut di Instagram dan 16.000 di TikTok. Koleksi mereka mencakup gaya akhir musim panas hingga tenniscore, yang diadaptasi oleh selebriti seperti Zendaya dan Hailey Bieber. Valuasi perusahaan kini melebihi 28 juta dolar, menjadikan Diana Harbour salah satu kisah sukses terbesar yang muncul dari Shark Tank.
Red Dress Boutique membuktikan bahwa dengan strategi tepat, personalisasi, dan kemitraan yang cerdas, bisnis mode bisa berkembang pesat tanpa mengorbankan identitas merek. Diana dan Josh terus memimpin inovasi, membangun hubungan dengan pelanggan, dan memastikan setiap koleksi tetap relevan di pasar yang selalu berubah.