indonesiafashion.com – Dalam dunia fashion yang serba cepat dan penuh tren sesaat, ada kalanya sebuah karya hadir tidak hanya sebagai pelengkap gaya, tetapi juga sebagai pengingat akan akar budaya. Itulah yang dilakukan desainer asal India, Niharika Vivek, ketika ia menciptakan The Sadhya Bag, sebuah tas eksklusif yang lahir dari inspirasi tradisi kuliner Kerala.
Inspirasi dari Tradisi Sadhya
Bagi masyarakat Kerala di India Selatan, Sadhya bukan sekadar makanan. Ini adalah perjamuan tradisional yang biasanya dihidangkan saat festival Onam, pernikahan, atau acara istimewa lainnya. Hidangan ini disajikan di atas daun pisang besar, berisi lebih dari 20 jenis masakan, mulai dari lauk-pauk, sayur, hingga hidangan manis. Setiap posisi makanan diatur dengan rapi, mencerminkan harmoni, rasa syukur, dan kebersamaan. Tradisi ini sudah turun-temurun dilakukan, dan lebih dari sekadar santapan, ia adalah simbol budaya dan identitas masyarakat Kerala.
Dari Hidangan ke Aksesori
Niharika Vivek mengabadikan ritual penuh makna ini dalam sebuah karya mode. The Sadhya Bag dibuat dengan dasar kain sutra, lapisan sutra, serta detail sulaman tangan yang menggambarkan seluruh hidangan khas Sadhya. Ada pappadam renyah, kari sambhar yang kaya rempah, erissery berbahan labu kuning, hingga manisnya paal payasam, semua diwujudkan dalam sulaman manik kaca dan benang sutra. Bahkan bentuk tasnya pun menyerupai daun pisang, seolah menghadirkan kembali pengalaman makan bersama dalam bentuk fashion.
Detail Eksklusif The Sadhya Bag
Adapun detail eksklusif The Sadhya Bag sebagai berikut:
-
Harga: 3.434.771,78 IDR (preorder)
-
Handmade sepenuhnya di atelier Niharika
-
Material: silk base, silk lining, glass bead-work
-
Siluet menyerupai daun pisang
-
Pengiriman: 4–6 minggu setelah pemesanan (tidak menerima urgent order)
Filosofi di Balik Karya
The Sadhya Bag bukan sekadar tas, melainkan perwujudan filosofi brand Niharika Vivek, label yang sudah berjalan 12 tahun. Sejak awal, Niharika berkomitmen pada upcycling, keberlanjutan, hingga zero waste. Ia kerap menggunakan sari lama yang hampir terbuang, lalu mengubahnya menjadi karya baru yang penuh arti tanpa menghapus nilai historisnya. Dengan cara ini, setiap produknya bukan hanya sekadar barang fashion, tapi juga warisan budaya yang diperpanjang napasnya. “Kami tidak pernah ingin menghapus masa lalu, hanya ingin membawanya maju dengan cara yang indah,” begitu prinsip yang dipegang sang desainer.